Aku Tak Berguna

Pernah gak sih kalian merasa bahwa hadirnya kalian didunia ini gak berpengaruh apa - apa bagi orang lain? Atau gak ada gunanya bagi orang disekitar kalian terutama orang tua kalian? Pernah gak sih kalian berpikir kalian hanya hidup untuk menyusahkan orang tua kalian saja tanpa membahagiakan mereka? Itu yang aku rasakan saat ini. Selama hampir 25 tahun aku hidup didunia ini belum pernah sekalipun aku membahagiakan mereka. Membuat mereka benar - benar tersenyum akan keberhasilanku. Mungkin mereka sempat tersenyum bangga ketika aku mengenakan toga dan topi wisudaku dan mendapatkan gelar akedemik dari universitas sebagai Sarjana Psikologi. Tapi senyum itu hanya sementara. Dan sampai sekarang aku belum bisa membuat senyum itu kembali diwajah kedua orang tuaku.

1.5 tahun yang lalu aku sakit dan kedua orang tuaku memaksaku untuk pulang kekampung halamanku dan dirawat disana. Namun ketika aku sembuh aku tak berniat untuk mencari kerja dikampung halamanku. Aku ingin pergi merantau diluar kota atau diluar negeri namun apa daya orang tua belum mengizinkan. Disamping karna kondisi fisikku yang belum sembuh benar saat itu orang tuaku juga tidak mempunyai cukup uang untuk memberiku ongkos. Aku disuruh mencari pekerjaan sementara dikota ini namun egoku lebih keras dibanding kemauanku. Aku tetap tidak mau mencari kerja disini karena ada beberapa alasan. Ya kalian boleh menghakimi aku tapi aku mempunyai alasan tersendiri kenapa aku tidak mau mencari kerja disini.

Tak terasa setahun telah terlewati, aku masih tetap dalam kondisi yang sama BELUM BEKERJA. Ditambah lagi dengan kondisiku sekarang yang sering sakit - sakitan dan mengalami alergi ini dan alergi itu membuatku sering kali pergi berobat ke dokter. Ongkos kedokter jaman sekarang tidaklah murah tentu mahal. Terkadang aku merasa malu dengan papa yang selalu mengantarku kedokter ketika aku sakit. Bukan malu karena masih diantar papa tetapi aku malu karna papa yang harus membayar semua biaya pengobatanku. AKU MALU...
Sudah semestinya aku bisa membayar biaya pengobatanku sendiri dan membayar biaya pengobatan kedua orang tuaku ketika mereka sakit dan berobat. Terkadang juga aku berpikir apakah aku akan seperti ini selamanya menyusahkan kedua orang tuaku yang telah merawatku hingga aku dewasa seperti sekarang? Kapan aku bisa membahagiakan mereka? Kapan aku bisa membawa mereka jalan - jalan bersama denganku, membelikan apa yang mereka butuhkan dan mereka mau dan tentu saja membiayai pengobatan mereka ketika mereka sakit? Kapan? Terkadang aku berpikir aku hanyalah seonggok daging yang tak berguna. Bahkan untuk orang tuaku sendiri pun aku tak berguna.