Friday, January 2, 2015

She Is Like My Mom But Not Again (?)

Aku gak pernah terpikir bakalan jadi seperti ini hubunganku dengan mamanya Erlissa. Yah, orang yang telah aku anggap seperti ibuku sendiri saat aku kembali lagi ke Kota Malang. Dia dan anaknya lah yang menolong aku dan memberikanku tumpangan ketika aku pertama kali kembali lagi ke kota Malang.

Bermula dari kunjunganku kerumahnya dua hari setelah natal pada tanggal 27 Desember malam dengan maksud ingin silaturahmi karna beliau merayakan natalan. Setelah mengobrol dengannya akhirnya aku disuruh masuk ke kamar Erlisaa untuk menemuinya. Singkat cerita saat aku mau pamit pulang tante mengingatkanku agar aku jangan keluar malam - malam lagi dan kalau mau datang kesana pas siang aja karna tante abis aku cerita kalau sebulan lalu aku pernah diganggu orang tak dikenal dijalan. Aku bilang "iya tante Shinta juga udah gak pernah keluar malam lagi, baru ini tante keluar lagi". Terus tante jawab "iya makanya jangan diulang lagi atau dicari lagi perkara itu". "Iya tante, Shinta udah sebulan gak keluar kok". Si tante malah makin meninggi suaranya dan bilang "kamu kok jawab aja sih", sontak aku langsung diem dong dan saat itu juga Erlissa ngasih aku kue untuk dibawa pulang, aku bertanya "apa ini tante?", tante jawab ya gak tau apa tadi dikasih orang mau ya ambil, gak mau ya taroh lagi". Jeeep.....Kok kata - katanya makin gak enak ya? Semacam gak ikhlas.

Akhirnya sepanjang perjalanan aku jadi merasa bersalah gak karu - karuan. Harusnya pulang dari rumah Erlissa dengan perasaan senang dan bahagia karna habis silaturahmi malah jadi sedih begini. Tante salah paham dengan maksudku. Aku tidak bermaksud menjawab nasehat tante tapi maksudku itu aku hanya memberi tahu kalau aku udah gak pernah keluar lagi selama sebulan karna kejadian itu dan kalau aku gak memberanikan diri untuk keluar aku gak kan pernah berani. Dan aku alhamdulillah sekarang sedang mencoba memakai hijab insya Allah aku selalu dalam pengawasan dan lindungan Allah. Sampai di kos aku langsung sholat isya kemudian menangis sejadi - jadinya di hadapan Allah SWT. Aku menyesal dan aku tak ingin tante salah paham denganku dan menganggap aku kurang ajar karna menjawab orang tua. Keesokan harinya juga masih seperti itu. Aku masih kepikiran hingga pada saat aku sedang melakukan sholat malam muncul jawaban dihatiku agar esok pagi segera datangin tante dan jelaskan maksud yang kemaren.

Akhirnya aku mendatangi tante lagi dirumahnya. Setelah berbasa - basi sebentar akhirnya aku mulai saja dan menjelaskan maksud kedatanganku. Si tante malah marah dan menjawab seperti ini "yaudah kamu kalau gak terima omongan tante yaudah! Kamu gak usah cerita - cerita lagi sama tante, simpan aja sendiri dan mulai sekarang tante gak akan pernah ngasih tahu kamu lagi!". Sontak aku kaget kemudian aku jawab "ya ampun tante, tante salah paham maksud Shinta bukan begitu. Justru Shinta selalu dengar omongan tante. Apa sih yang gak Shinta lakuin dari nasehat tante? Tante bilang Shinta kalau dandan untuk interview kerja jangan menor - menor, jangan lewat jalanan yang berbahaya itu, jangan pulang malam - malam, tidak berhijab saat interview kerja semua Shinta lakonin. Shinta tu dulu keras kepala gak mau dengar omongan dan nasehat orang tapi sekarang Shinta dah mau berubah dan mau terima nasehat orang karna demi kebaikan Shinta juga. Tante dah Shinta anggap kayak mama Shinta sendiri karna Shinta disini gak ada mama yang bisa ngasih tau Shinta, yang bisa ngingetin Shinta. Kalau Shinta salah Shinta minta maaf tante. Si tante jawab tapi dengan nada tinggi "yaudah kamu juga dah tante anggap kayak anak sendiri juga, yaudah kalau tante salah tante minta maap deh!", dengan ekpresi wajah yang (maap) tidak ikhlas. Aku cuma diam sesaat. Kemudian aku bilang ke tante kalau aku cuma gak mau durhaka sama orang tua dan melawan orang tua.

Malam sebelumnya tante juga bilang ke aku kalau aku orangnya terlalu manja, ada apa - apa dikit langsung ngasih tau orang tua. Aku bilang sudah terbiasa lagipula aku sama papa dan mama itu dekat, gak pernah ada rahasia diantara kami. Aku selalu menceritakan keadaanku kepada mereka bahkan hal kecil sekalipun selalu aku kasih tahu ke mereka. Tante bilang tapi gak perlu semua juga diceritakan nanti malah bikin orangtuaku kepikiran. Aku bilang iya sih tante tapi kan yang soal kemaren itu kan demi keselamatan Shinta juga. Tante bilang "emangnya dengan kamu ngasih tahu orang tua kamu mereka bisa langsung datang nolongin kamu? Enggak kan? ". Well fine, diemin ajalah... Tante lanjut "kamu tu dah besar harus bisa protect diri sendiri jangan manja". Dan kemaren siang aku jelasin ke tante kalau aku manja gak akan mungkin aku bisa bertahan hidup selama 5 tahun di Malang dan menamatksn kuliah S1 ku. Kalau aku manja gak akan mungkin aku pernah bekerja di Malaysia dan hidup sendiri disana bahkan disana pun aku bela - belain interlokal untuk ngabarin tentang aku dan bercerita kepada orang tuaku. Gak mungkin aku nekat melamar pekerjaan di Singapore dan mencoba mencari pekerjaan di Pekanbaru. Si tante juga pernah bilang kalau aku gak pantas untuk melamar pekerjaan dibidang HRD karna katanya aku gak mampu, masih S1. Aku bilang kan bisa belajar dan temanku ada kok yang S1 yang bekerka sebagai HR. Tapi beliau bilang HRD butuh tenaga professional. Aku jawab tapi kan bisa bekerja bersama team. Pokoknya HRD butuh tenaga professional yang berpengalaman selama beberapa tahun kamu kan gak pernah malamar diperusahaan. Iya deh aku diem aja memang aku gak pernah melanar diperusahaan dan aku gak ada basic dibidang perkantoran karna basicku didunia klinis dan pendidikan. Kamu tu cocoknya melamar dibagian front office atau customer service, well fine (again) akhirnya aku melamar sebagai customer service di Plasa Telkom Malang tapi alhamdulillah malah dipanggil untuk interview sebagai asisten HR. Dan masih banyak lagi ocehan - ocehan tante yang seperti meremehkan dan merendahkan kemampuanku. Aku bilang anak tante Erlissa dari lahir sampai sekarang lulus kuliah belum pernah kemana - mana ini sebentar lagi mau ke Jakarta, mau merantau mencari pekerjaan semoga anak tante nanti gak digituin orang selama disana. Kalau aku salah aku minta maaf dan minta ampun tante. Tapi tante diam saja. Entah diamnya tante karna marah tersinggung dengan omonganku atau berpikir karna dia lupa akan sesuatu kalau anaknya juga akan pergj merantau sama seperti aku yang sekarang sedang merantau. Karna tidak diladenin akhirnya aku pamit pulang, bahkan ketika pamit aku juga gak diladenin. Erlissa berada didalam kamar mendengar pembicaraan kami dan tidak berani keluar.

Entahlah kenapa semuanya harus jadi kayak gini sih? Ini semua hanya salah paham aja kayaknya. Dan sepertinya juga tante hanya gengsi dan jaga image saja bersikap seperti itu didepan aku. Orang dewasa lebih suka bersikap seperti itu dibanding harus mengakui kalau mereka juga salah dan mempertahankan harga diri mereka atau jaim didepan yang muda. Aku cuma berdoa aja buat tante semoga anaknya tante gak mengalami hal yang sama seperti aku yang begitu susahnya mencari pekerjaan di Malang. Ini baru di Malang, anaknya malah mau ke Jakarta. Dan semoga dia diterima dengan baik disana dan tidak diremehin orang dan mendapatkan pekerjaan yang pantas, amin..

posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment

AWAL MUA GUE SUKA BIGBANG

Selamat siang gaeees selamat berhari minggu. Udah 1 bulan gue gak update kayaknya belum istiqomah sama niat nih wakakakak sebentar muncul s...