Sunday, December 7, 2014

Sebuah Pelajaran

Begitu banyak pelajaran yang aku ambil selama sebulan ini di Malang. Begitu banyak hal - hal yang melatih kesabaran dan keikhlasan aku. Dari mulai hidup yang serba sederhana, tinggal dikosan, kemana - mana hanya dengan berjalan kaki dan naik angkot, makan sederhana dan mengirit pengeluaran yang tidak penting demi isi perut.

Sedikit cerita tentang seorang teman. Teman ini sebut saja bernama Upik. Upik ini adalah sahabat dari temanku yang sebut saja bernama Fantia. Upik juga teman sefakultasku waktu kuliah dulu. Sebelumnya Fantia mengabari aku kalau si Upik ini masih di Malang karna belum selesai sekolah dan sekarang masih menjalani skripsi. Fantia bilang kalau ada apa - apa hubungi saja dia mungkin dia mau menolong dan dia pun memberikan pin BBM nya. Langsung saja aku invite dan terjadi obrolan singkat dan basa - basi dengan teman lama. Kemudian aku minta tolong sama dia karna kebetulan saat itu aku mau mencari kos dan mengirimkan lamaran pekerjaan. Upik pun menjanjikan kalau besok sore dia bersedia menemani aku. Ok fix besok. Tapi keesokan harinya dia membatalkan janjinya dengan alasan sakit gigi dan pusing takut kenapa - kenapa kalau bawa motor. Karna aku yang minta tolong tidak mungkin aku memaksa, jadi aku bilang ok gak papa kan kamu lagi sakit nanti daripada kenapa - kenapa besok saja. Dia juga minta maaf dan merasa gak enak sama aku sambil menjanjikan kalau besok pasti dianterin dan gak akan batal lagi. Baiklah aku bilang. Sebelumnya aku tanya gak ganggu jadwal kampus kah? Apa gak ada bimbingan skripsi? Dia bilang tidak. Okelah... Kemudian besok aku pagi aku hubungi lagi jadi atau tidak dia nemanin aku dan dia bilang jadi tapi dia mau ngantar cowoknya dulu pelatihan disebuah Hotel di Kota Batu. Sekitar jam 9 lebih dia bakalan datang menjemput aku katanya. Aku bilang kalau memang sibuk sama pacarnya mending gak usah jadi aja alias batal. Aku juga gak mau ganggu dia dan aktivitas dia. Namun sampai hampir jam 12 dia tak kunjung datang akhirnya aku mencoba untuk BBM dia lagi and daaaaang!!! Pas mau ngirim BBM ternyata aku telah dihapus dari kontak BBM nya pemirsaaaah!!! Sempat terdiam sebentar kemudian berpikir bukankah semalem dia yang menukar jadwal dan berjanji sendiri sedangkan aku tidak memaksa? Bahkan tadi pagi aku bilang gak jadi dan mau aku batalin tapi dia tetap memaksa mau menolong dan bersedia. So sebenarnya ini salah siapa pemirsa? Salah aku atau salah dia? Kalau pun memang dia tidak bisa lagi atau mau cancel juga gak apa - apa toh aku juga udah bilang gak jadi, aku juga bisa sendiri gak usah memaksakan kalau memang gak bisa ya jujur saja gak perlu harus delcont. Lucu saja hanya cuma karna itu dia sampai delcont dan sepertinya memutuskan silaturahmi juga hehe tapi yasudahlah...

Besok - besoknya saudara sepupuku cowok namanya Galih menghubungi aku via BBM dan menayakan apakah aku lagi di Malang? Aku bilang iya. Kenapa gak ngabarin? Tanyanya. Aku bilang saja karna aku belum sempat mau main - main ke Batu karna gak punya kendaraan kalau naik angkot mesti 3 kali naik angkot. Terus dia tanya - tanya aku tinggal dimana, sama siapa dan udah dapat pekerjaan atau belum? Gimana ngantar lamarannya kemaren? Aku bilang saja kalau aku nganter lamaran yang dekat - dekat sini ya jalan kaki kalau yang jauh naik angkot. Terus dia bilang kalau ada apa - apa hubungi dia aja, dia bersedia nganterin aku kemanapun aku pergi. Ok lah jadi lah hari itu kami bikin janji buat ketemuan. Dan yihaaa aku pun jadi pergi ngantar lamaran kebeberapa tempat diantar Galih naik motor. Terasa cepat dan singkat sekali, ya iyalah naik motor hehehe.....Kemudian ketemu bapak - bapak yang nawarin lowongan pekerjaan di Hotel di Araya. Wah Araya ya, jauh pikirku daerah elit lagi. Tapi Galih janji bakalan nganterin aku lagi dan menyuruhku untuk menyiapkan saja lamarannya. Jadilah aku segera menyiapkan surat lamaran itu dibantu Erlissa seperti biasa. Saat itu aku sengaja tidak BBM Galih karna aku pikir kita sudah janjian namun mendekati jam 11 gak ada kabar kalau Galih akan datang atau on the way, jadi aku inisiatif untuk BBM dia dan menanyakan dia dimana. Dia bilang dia sedang dikampus nanti biar dia saja yang mengantar surat lamaranku ke Araya. Wah gak bisa gitu juga dong alangkah lebih baik kalau surat lamaran itu diantar sendiri bukan orang lain? Kalau kayak gitu kan poin aku sudah berkurang satu. Belum bekerja aja sudah malas apalagi setelah bekerja, ya kan? Jadilah batal lagi hari itu dan cancel sampai keesokan harinya. Keesokan harinya begitu juga, aku sudah nungguin dia tapi dia gak datang malah sudah ada dikampus. Bukannya janjinya sebelum ke kampus dia bakalan nganterin aku duluan? Dia bilang aku gak ada hubungin dia lagi. Helloooo bukannya kita sudah janjian sebelumnya? Prinsipku ya kalau kita sudah janjian itu berarti jadi. Kalau aku gak hubungin lagi itu juga berarti jadi. Masak harus aku terus yang ngubungin? Masak gitu aja harus dikasi tau lagi? Kalau aku yang batalin pasti aku hubungin. Kesal akhirnya aku memutuskan untuk berangkat naik angkot sendiri. Biarpun jauh yang penting tujuanku tercapai. Hujan pun tak jadi halangan buat aku. Aku punya payung. Dan jadilah waktu itu aku pergi dengan naik angkot, kemudian berjalan kaki dan hujan - hujanan.

Teringat kembali pesannya papa "selagi masih bisa dikerjakan sendiri, kerjakan sendiri. Tidak perlu menunggu - nunggu bantuan orang lain". Ok pa, ternyata pesan itu baru bisa aku laksanakan saat aku jauh dari papa. Kebiasaanku memang suka menunggu - nunggu dan mencari bantuan orang lain padahal aku sebenarnya bisa melakukannya sendiri.

posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment

AWAL MUA GUE SUKA BIGBANG

Selamat siang gaeees selamat berhari minggu. Udah 1 bulan gue gak update kayaknya belum istiqomah sama niat nih wakakakak sebentar muncul s...